___

___

Kamis, 18 Juni 2015

Rasah Sambat

"Rasah Sambat" kata dalam bahasa jawa yang artinya jangan mengeluh. Iya, banyak dari kita yang katanya ngga sadar, padahal sebenarnya sadar (termasuk saya) :D banyak mengeluh dengan banyak hal. Bagi sebagian orang yang memang hobby mengeluh, hal itu wajar dan harus di maklumi oleh orang lain.
Keluhan itu kedengarannya sangat membosankan, bagi saya orang yang banyak ngeluh itu ga bahagia dihidupnya, sedikit-sedikit ngeluh ini itu, kayaknya ngga pernah bahagia banget. :D
Tapi sebenernya keluhan itu ada yang positif juga sih, tergantung gimana caranya menyampaikan keluhan, kapan waktunya, dan kepada siapa keluhan itu disampaikan.
Orang mengeluh bisa dikategorikan menjadi 3 tipe, antara lain
 
  1. Mengeluh yg baik, yakni orang yg mengeluh di saat, tempat dan kepada orang yg tepat guna mencari solusi atas keluhannya. Sehingga ada perbaikan untuk ke depannya. Biasanya orang tipe ini bukan seorang yang suka mengeluh, ia mengeluh hanya saat ia benar-benar sudah tidak bisa mendapatkan solusi dari masalahnya sendiri, jadi ia mengeluh dengan harapan mendapat solusi untuk masalahnya.
  2. Mengeluh yang sombong, yakni orang yg mengeluh tapi pamer. Sebagai contoh : "duh, gimana ya ini, saya galau, milih kerja di perusahaan itu atau mengembangkan usaha saya. Semuanya butuh saya dan dua-duanya bagus bgt. Secara, saya ngga mungkin milih dua-duanya, stress nih.." Coba tangkap makna tersiratnya. Biasanya tipe ini akan selalu mengulang keluhan yang berbeda tapi intinya sama yaitu pamer.
  3. Mengeluh yg dijadikan hobby, nah ini lebih parah lagi. Hidupnya melankolis, tidak ada kebahagiaan. Syusyahhhhh terus perasaan :D Sukanya berbagi kesedihan, jika diberi solusi tidak mau menghiraukan. Dan yang lebih bikin sakit perut, orang tipe ini sering mengeluh di sosial media, setiap detik update status disosial media, yang tanpa sadar bisa dibaca oleh siapa saja, baik orang yang peduli maupun malah mencela, dan status-statusnya itu isinya keluhan semua, misalnya ni kalau pas musim panas ngeluh "panas banget ni, neraka bocor apa?" duhhhhh capek emang uda pernah ngrasain neraka lo?, trus pas musim ujan update juga "ujan terus nih gbsa kemana-mana" helloo ada payung kali, kalau mau pergi jauh bisa pakek mantel, atau ga kan bisa pake mobil pfftt. Trus nih ya ada lagi yang makin bikin mual, uda ngeluhnya di sosial media, trus tentang kehidupan pribadi, tentang ngga punya duitlah, lagi marahan sama pasangan terus meluapkannya ke sosial media, kata-kata yang nggak banget menurut gue,  menyesal memilih pasanganlah, dan malah nyebarin aib diri sendiri maupun orang terdekat yg sedang terlibat konflIk yang seharusnya bukan untuk konsumsi public. Sebaiknya tipe ini dan tipe ke-2 dihindari, atau perlu diberi terapi khusus.
Mengeluh itu boleh, dan disarankan saat mempunyai masalah yang ngga bisa di selesaikan sendiri, namun ngga semua masalah harus dibagi dengan cara mengeluh, ngga semua orang nyaman dengan keluhan anda, dan menurut saya orang yang setiap saat dan setiap waktu mengeluh itu auranya negatif, jadi membuat orang disekitarnya ikut terkena dampaknya, misalnya orang yang tiap hari bilang "malas ni, bosen dan capek" itu akan membuat orang disekitarnya menjadi ikut tidak bersemangat.
Mending ciptakan suasana yang baik cukup dengan mengurangi mengeluh, perbanyak bersyukur, nah hal itu akan menciptakan suasana positif :)
Semoga kita bukan termasuk orang tipe 2 dan 3 yaaaaa :)))

Selasa, 16 Juni 2015

hidup itu bukan ujian pilihan ganda

Pernah mendengar kata-kata "hidup adalah pilihan"? tentu sudah pernah. Kata-kata itu tidak bisa dibenarkan dan juga tidak bisa dianggap salah. Memang dikehidupan banyak sekali hal yang harus kita pilih, hal yang sederhana yang sering kita pikirkan sehari-hari, mau memakai baju apa hari ini? mau makan apa siang ini? mau kemana malam ini? harus memilih jurusan apa untuk yang akan masuk perguruan tinggi, setelah lulus juga masih harus memilih mau kerja dimana, sebagai apa. Setelah itu semakin dewasa, semakin rumit pilihan-pilihan yang akan kita hadapi, dan mungkin sebenarnya hal itu bukan sebuah pilihan melainkan suatu tuntutan. Tuntutan itu tidak bisa dianggap suatu pilihan, memang kita dihadapkan pada dua atau lebih hal, namun tetap ada satu hal yang lebih diharapkan untuk menjadi pilihan, dan jika kita memilih pilihan yang tidak diharapkan maka akan ada akibat yang akan kita terima. Nah, terus apa gunanya kita diberi pilihan dong? kalau pada akhirnya yang kita pilih masih tetap dianggap salah dan bukan hal yang tepat. ppfftt
Sebagian orang lebih memilih untuk menghindari konflik dengan menjalani apa yang lazim dijalani orang lain, menjalani kehidupan dengan biasa-biasa saja, mengikuti role yang ada dimasyarakat. Padahal orang tersebut memiliki potensi untuk mengembangkan dirinya saat ia berani memilih untuk "tampil beda" dalam arti yang positif. Pilihan hidup memang tidak se-simple saat mengerjakan ujian, ada pilihan ganda yang nyata ada satu jawaban yang benar. Tinggal kita pilih jawabannya, dan masalah selesai. Pilihan-pilihan di hidup itu kadang menyudutkan, menguntungkan di satu pihak dan merugikan dipihak lain. Kalau menurut saya sih, hidup itu bukan pilihan, kalau memang hidup itu pilihan pasti kan ngga ada yang mau susah, semua pasti mau bahagia, pasti semua orang ngga mau punya masalah dan konflik. Tapi hidup itu dijalani kapten.Ngalir, kita lurus aja kadang masalah juga ada-ada aja, mungkin dateng dari orang lain, yang kita ngga bisa milih dan tetep harus kita yang di hadepin. Kan aneh, yang bikin masalah siapa, yang nyelesaiin siapa? pfftt :)))
Pada akhirnya kalau masalah sudah dateng pasti banyak orang bilang gini, "ya, mau gmn lagi. Kalu bisa milih juga aku ngga mau kaya gini." helloo masalah ada juga pasti karena ada sebab. Ngga ada asap kalu ngga ada api kali. Sekarang tinggal pinter-pinternya kita aja, gimana menyelesaikan suatu masalah tanpa harus ada masalah baru yang mungkin akan timbul setelahnya. 
Jadi ya, udah paling bener dimulai dari diri sendiri, sebisa mungkin menghindari konflik, memperkecil timbulnya suatu "pilihan yang sulit", yang nantinya bakal bikin pusing dan mules. :)) Tapi tetep jangan takut untuk jadi diri sendiri, jangan takut untuk memilih sesuatu yang itu memang "kamu" banget. Walaupun hidup itu bukan pilihan-pilihan banget ni ya kalau menurut aku, kamu tetep berhak menentukan hidupmu sendiri, bagaimana menjalaninya, apa yang mau kamu lakuin, apa yang membuatmu bahagia, bagaimana caramu membuat orang lain bahagia. 
Ya gitu deh pokoknya, seribet apapun serumit apapun pilihan dan masalah yang kamu hadapi saat ini, percaya aja kalau semua itu cuma masalah waktu, waktu yang perlahan akan membuat semua kembali baik-baik saja, jadi jangan lupa bahagia dan  relax ya ;))

Beda, tak harus sama kan?

Gue heran sih di jaman maju kayak sekarang masih banyak orang-orang yang ga menghormati perbedaan, entah itu perbedaan pemikiran, suku, agama, macem-macem tingkah polahnya. Dan yang lebih bikin gemes tu ya kalo uda maksa-maksain buat sependapat, kalo ga sependapat di ancem ini itulah. Pfftt 
Ga semua orang harus punya pikiran yg sama dengan anda kan, baik dalam menilai hal baik ataupun buruk, dan dalam memutuskan sesuatu hal. nyamankah jika anda dipaksa melakukan sesuatu? Pfftt.. Nyamankah jika ada yg mengusik anda? Pastinya tidak. Nah posisikan diri anda, jika anda dipaksa mengikuti jalan pikiran orang tsb. Setiap orang punya pikiran dan zona nyaman masing2. Intinya jgn saling mencampuri dan menjaga perasaan. Toh hidup yg menjalani masing2 kan? Kalau anda (mungkin) berbahagia dengan cara anda, belum tentu cara itu membuat orang lain bahagia. Bukankah lebih baik memikirkan masa depan masing2 yg (blm tentu) jalan yg anda pilih skg akan membuat anda mendapat kebahagian yg sebenernya di masa depan. Apakah anda menjamin orang yg anda atur tdk akan bisa sukses dgn caranya?
Yang jelas, jadi diri sendiri aja jangan memaksakan kehendak ke orang lain, jangan mengharuskan orang lain sama seperti yang anda harapkan bahkan kepasangan anda sekalipun. Saling menghargai, dan menghormati kan lebih enak. Ya gak? 
Contoh aja sih ini, masalah keyakinan memeluk agama, kan ngga bisa kita maksa orang lain buat berkeyakinan sama dengan kita, daripada ribut ga jelas kan mending kita saling menghormati, toh kalo ada salah satu agama yang merayakan hari besar kita ikut libur kan? :D uda deh yg pasti perbedaan itu indah. Ga usa kolot-kolotan egois-egoisan ngerasa paling bener.